Jalur Rangkaian Crossover Pasif, Frekuensi Dan Komponen

Apakah crosover pasif? sebuah rangkaian kecil yang sering dijumpai ada didalam satu jenis box speaker audio rumahan yang memiliki 2 atau speaker dengan ukuran yang berbeda. Mari kita bahas tentang crossover pasif lebih dalam!

Jalur Distribusi, Jalur Frekuensi, Rangkaian Dan Komponen Crossover Pasif

Kegunaan Crossover Pasif

Crossover passif adalah suatu rangkaian elektronika yang digunakan dalam sistem audio untuk memisahkan sinyal audio menjadi beberapa jalur frekuensi yang berbeda sebelum mencapai driver/loudspeaker yang sesuai. Fungsi utamanya adalah untuk membagi sinyal audio menjadi komponen-komponen frekuensi yang berbeda dan mengirimkannya ke loudspeaker yang paling sesuai untuk memainkan dari frekuensi tersebut.

Sebagai contoh, dalam sistem speaker dua jalur (woofer untuk frekuensi rendah dan tweeter untuk frekuensi tinggi), crossover passif akan memastikan bahwa frekuensi rendah (bass) diarahkan ke woofer, sementara frekuensi tinggi (treble) diarahkan ke tweeter. Ini membantu mengoptimalkan kinerja masing-masing pengeras suara, memastikan reproduksi suara yang lebih baik.

Jadi, fungsi utama crossover passif adalah membagi sinyal audio menjadi frekuensi-frekuensi yang berbeda untuk dikirimkan ke pengeras suara yang paling sesuai, sehingga meningkatkan kualitas suara secara keseluruhan.

Komponen Crossover Pasif dan Fungsinya

Crossover passif dapat terdiri dari beberapa komponen pendukung yang bekerja bersama untuk mencapai pemisahan frekuensi yang diinginkan. Beberapa komponen utama dan fungsinya termasuk:

Kapasitor (Capacitor):

Fungsinya untuk memisahkan sinyal audio berdasarkan frekuensinya. Kapasitor memungkinkan sinyal frekuensi tinggi untuk melewatinya, sementara memblokir frekuensi rendah.

Induktor (Inductor):

Fungsinya seperti kapasitor, induktor juga memisahkan frekuensi, tetapi induktor bekerja sebaliknya. Induktor memblokir frekuensi tinggi dan memungkinkan frekuensi rendah untuk melewatinya.

Resistor:

Digunakan untuk mengontrol arus dan tegangan dalam rangkaian. Resistor dapat digunakan untuk menyesuaikan level suara dan mengoptimalkan respons frekuensi.

Driver atau loudspeaker :

Driver atau loudspeaker menerima sinyal audio yang telah dipisahkan berdasarkan frekuensi oleh komponen crossover. Woofer untuk frekuensi rendah dan tweeter untuk frekuensi tinggi adalah contoh dari speaker yang dapat digunakan.

Rangkaian Filter:

Merupakan kombinasi dari kapasitor, induktor, dan resistor untuk membentuk filter yang sesuai dengan karakteristik pemisahan frekuensi yang diinginkan.

Transformator (Optional):

Pada beberapa model crossover menggunakan transformator untuk mencocokkan impedansi antara komponen-komponen berbeda dalam sistem audio.

Switch (Opsional):

Beberapa crossover dapat dilengkapi dengan switch atau saklar untuk mengatur parameter tertentu, seperti level suara atau frekuensi crossover.

Semua komponen diatas bekerja bersama untuk mencapai tujuan pemisahan frekuensi yang diinginkan dan mengarahkan frekuensi yang sesuai ke jenis speaker yang tepat. Desain crossover dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan untuk sistem audio tertentu.

Distribusi Frekuensi Crossover Pasif

Distribusi frekuensi atau pemisahan frekuensi pada crosover pasif dilakukan dengan menggunakan komponen-komponen seperti kapasitor, induktor, dan resistor. Pembagian frekuensi ini tergantung pada desain crossover tertentu dan karakteristik suara yang diinginkan. Dua tipe crossover yang umum digunakan adalah crossover pasif berorde rendah (Low-pass crossover) dan crossover pasif berorde tinggi (High-pass crossover).

Crossover Pasif Berorde Rendah (Low-pass Crossover):

Berfungsi untuk memisahkan frekuensi rendah dan mengirimkannya ke jenis speasker yang sesuai (biasanya woofer atau subwoofer).

Range Frekuensi operasi biasanya dari frekuensi rendah hingga titik potong (crossover frequency) yang ditentukan. Range ini dapat mencakup frekuensi sub-bass hingga frekuensi menengah.

Komponen Utamanya adalah Induktor.

Crossover Pasif Berorde Tinggi (High-pass Crossover):

Fungsinya untuk memisahkan frekuensi tinggi dan mengirimkannya ke speaker yang sesuai (biasanya tweeter).
Range Frekuensi biasanya dari titik potong hingga frekuensi tinggi. Range ini dapat mencakup frekuensi menengah hingga treble.

Komponen Utamanya adalah Kapasitor.

Jumlah Distribusi Rangkaian Crossover

Jumlah distribusi atau orde dalam crossover pasif dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas sistem audio dan jumlah jalur frekuensi yang ingin dipisahkan. Beberapa konfigurasi umum termasuk:

Baca Juga :  TV Analog : Pengertian Dan Perjalanannya Di Era Digital

Crossover Pasif Orde Satu (First-Order Crossover):

first order crossover

Terdiri dari satu komponen pemisahan frekuensi, seperti kapasitor atau induktor.
Sederhana dan ekonomis, tetapi cenderung memiliki transisi antarjalur frekuensi yang kurang tajam.

Crossover Pasif Orde Dua (Second-Order Crossover):

Crossover Pasif Orde 2 (Second-Order Crossover)

Menggunakan dua komponen pemisahan frekuensi, seringkali satu kapasitor dan satu induktor atau kombinasi lainnya.
Menawarkan transisi antarjalur frekuensi yang lebih tajam dibandingkan dengan orde pertama.

Crossover Pasif Orde 3 (First-Order Crossover):

Crossover Pasif Orde 3 (First-Order Crossover)

Dapat menggunakan tiga komponen atau lebih untuk memisahkan frekuensi.
Orde 3 yang lebih tinggi memberikan kontrol yang lebih besar terhadap distribusi frekuensi, namun bisa menjadi lebih kompleks dan mahal.

Setiap orde crossover memberikan tingkat kontrol yang berbeda terhadap distribusi frekuensi. Orde yang lebih tinggi cenderung memberikan pemisahan frekuensi yang lebih baik, tetapi juga lebih kompleks. Pemilihan orde crossover harus dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan sistem audio dan preferensi pendengar.

Contoh umum dalam sistem audio stereo adalah penggunaan crossover pasif orde dua untuk memisahkan frekuensi tinggi dan rendah pada speaker dua jalur (woofer dan tweeter). Sementara dalam sistem audio yang lebih kompleks, seperti sistem tiga jalur, dapat digunakan kombinasi orde dua dan orde tiga untuk memisahkan frekuensi di antara woofer, midrange, dan tweeter.

Dalam sistem audio yang lebih kompleks, seperti sistem tiga jalur (3-way) yang terdiri dari woofer, midrange, dan tweeter, mungkin juga digunakan crossover pasif berorde menengah (band-pass crossover) untuk memisahkan dan mengarahkan frekuensi menengah ke speaker midrange.

Penting untuk menyesuaikan frekuensi potong (crossover frequency) dengan karakteristik frekuensi responsif speaker yang digunakan untuk mencapai transisi yang mulus antarjalur frekuensi. Selain itu, komponen-komponen lain seperti resistor dan transformator dapat digunakan untuk menyempurnakan desain crossover dan memastikan keseimbangan suara yang optimal.

 Jalur Distribusi Rangkaian Crossover

Dalam crossover 2-way dan 3-way, rentang frekuensi masing-masing jalur bisa bervariasi tergantung pada desain sistem audio tertentu dan karakteristik speaker yang digunakan. Berikut adalah gambaran umumnya :

Crossover 2-Way:

Woofer (Low-Frequency Driver):

  • Rentang Frekuensi biasanya mencakup frekuensi rendah hingga frekuensi crossover.
  • Crossover Frequency pada titik di mana sinyal dipisahkan untuk dikirim ke tweeter.

Contoh: Jika crossover frequency adalah 2 kHz, woofer mungkin bermain di frekuensi dari 20 Hz hingga 2 kHz.

Tweeter (High-Frequency Driver):

  • Rentang Frekuensi dimulai dari frekuensi crossover hingga rentang frekuensi tinggi.
  • Crossover Frequency pada titik di mana sinyal dipisahkan dari woofer.

Contoh: Jika crossover frequencynya adalah 2 kHz, tweeter mungkin bermain di frekuensi mulai dari 2 kHz hingga batas atas respons frekuensinya (misalnya, 20 kHz).

Crossover 3-Way:

Woofer (Low-Frequency Driver):

Rentang Frekuensi mencakup frekuensi rendah hingga frekuensi menengah.
Frekuensi crosover(crosover ke 1)diambilkan pada titik di mana sinyal dipisahkan untuk dihubingkan ke midrange.

Midrange (Midle Frequency Driver):

Rentang Frekuensi mencakup dari frekuensi menengah hingga frekuensi tinggi menengah.
Frekuensicrossover (Crossover kedua) diambil pada titik di mana sinyal dipisahkan untuk dihubungkan ke tweeter.

Tweeter (High-Frequency Driver):

Rentang Frekuensinya dimulai dari frekuensi tinggi menengah hingga rentang frekuensi tinggi.

Contoh: Jika memiliki crossover frequensi pada 500 Hz dan 2 kHz, woofer mungkin memainkan frekuensi dari 20 Hz hingga 500 Hz, midrange dari 500 Hz hingga 2 kHz, dan tweeter dari 2 kHz hingga batas atas respons frekuensinya.

Perlu diingat bahwa angka-angka ini bisa sangat bervasriasi tergantung pada desain speaker dan sistem audio tertentu. Pengaturan frekuensi crossover harus dipilih dengan hati-hati untuk mencapai keseimbangan suara yang optimal dan transisi yang mulus antarjalur frekuensi.

Kesimpulan

Crossover pasif adalah rangkaian elektronika dalam sistem audio yang memisahkan sinyal audio menjadi jalur frekuensi yang berbeda sebelum mencapai driver speaker. Komponen utamanya termasuk kapasitor, induktor, resistor, dan driver (loudspeaker). Frekuensi dipisahkan berdasarkan frekuensi crossover, dan orde crossover menentukan tingkat kompleksitas pemisahan frekuensi. Crossover pasif berperan penting dalam meningkatkan kualitas suara dalam sistem audio multijalur, seperti sistem 2-way atau 3-way. Desain crossover harus disesuaikan dengan karakteristik dari driver speaker untuk mencapai keseimbangan suara yang optimal.

Leave a Reply