Cara Mengetahui Spesifikasi Transistor Dengan Melihat Dataheet

Memahami datasheet transistor sangat penting terutama bagi desainer elektronika bahkan bagi yang suka oprek-oprek misalnya power amplifier. Datasheet(lembar data) adalah dokumen yang berisi rincian informasi dari sebuah alat atau komponen-komponen elektronika termasuk transistor. Hal ini digunakan untuk membantu pengguna dalam membuat keputusan membeli suatu produk dengan memberikan spesifikasi teknis produk tersebut. Sebagai contoh pentingnya bisa membaca datahseet; maka kamu akan dengan mudah mencari type pengganti atau persamaan ketika type yang dalam daftar skema tidak ditemukan dipasaran. Atau kamu ingin mengoprek sebuah amplifier, misalnya menaikkan daya output termasuk tegangan.

Deskripsi umum transistor dalam datasheet berisi informasi tentang bagaimana transistor tersebut dapat digunakan dalam suatu rangkaian elektronika. Fungsinya juga akan dijelaskan, misalnya sebagai fungsi penguatan, pensakelaran,  atau keduanya.

Cara Melihat SpesifikasiTransistor dari Datasheet

membaca Spesifikasi datasheet transistor

Transistor Polarity

Biasanya ini disebut dengan type transistor. Pada jenis transistor bipolar, ada 2 type berdasarkan polaritasnya yaitu NPN dan PNP. Kedua type ini berlawanan arah, sangat berbeda baik itu desain internal maupun alokasi tegangan. Jika kamu ingin oprek amplifier misalnya, maka apabila ingin mengganti dengan transistor yang lain maka polaritasnya harus sama dulu NPN, atau PNP. Baca juga : Mengenal Secara Sederhana Perbedaan Transistor NPN dan PNP

DC Collector Current (lc)

Adalah arus maksimum yang bisa ditangani oleh kolektor. Melebihi nilai yang tercantum dalam datasheet menyebabkan kerusakan transistor.

Operating Temperature Range

Sama seperti istilahnya, ini adalah kisaran suhu operasi transistor yang aman. Misalnya -60°C-150°C, maka suhu operasi diatas 150°C akan merusaknya.

Transition Freqwensi (ft)

Ini menggambarkan bagaimana penguatan arus transistor dipengaruhi oleh frekuensi input. Definisi yang tepat adalah frekwesi dimana gain saat ini sama dengan 1. Bisa menggambarkan kecepatan respon.

Power dissipation (Pd)

Ketika transistor mengalirkan arus antara kolektor dan emitor, ia juga menurunkan tegangan di antara kedua titik tersebut. Pada waktu tertentu, daya yang dihabiskan oleh transistor sama dengan arus kolektor dan tegangan kolektor-emitor.

Power dissipation Rating (Pdmax) Adalah daya maksimum yang dapat ditangani oleh transistor pada persimpangan kolektor-emitornya.

Misalnya Pada transistor 2n3055, Pd 150W, jika transistor tersebut digunakan sebagai final akhir driver amplifier, maka transistor tersebut akan panas ketika menangani daya output 150W.

Breakdown Voltage  – Colector Emitor Voltage, V(br)ceo atau Vceo, Vcb, dan Veb.

Ini adalah breakdown voltage transistor, yaitu transistor akan berhenti beroperasi atau rusak jika diberi tegangan input sebesar itu. Direkomendasikan agar transistor tidak bekerja mendekati nilai tersebut agar umurnya panjang.

Baca Juga :  Cara Merakit Amplifier bluetooth Suara Mantab Untuk pemula

Vcb adalah tegangan antara kolektor dan basis. Vceo adalah tegangan antara kolektor dan emitor dengan basis terbuka, dan Veb adalah tegangan dari emitor ke basis. Tegangan kerusakan Vcb untuk transistor 2N3904 dalam datasheet adalah 60V. Nilai yang tersisa adalah 40V untuk Vceo, dan 6V untuk Veb. Ini adalah nilai yang harus dihindari dalam beroperasinya.

DC Current Gain (Hfe)

hFE dari sebuah transistor adalah gain atau faktor penguatan dari sebuah transistor, juga disebut dg beta(β), adalah faktor di mana arus basis yang diperkuat  untuk menghasilkan arus yang diperkuat dari transistor. Arus basis tidak teramplifikasi(dikuatkan), yang kemudian mengalami amplifikasi oleh faktor hFE untuk menghasilkan arus yang diperkuat yang mengalir melalui terminal kolektor dan emitor.

Transistor bekerja dengan cara mengumpankan arus ke basis transistor. Arus ke basis kemudian diperkuat oleh faktor hFE untuk menghasilkan arus yang diamplifikasi. Rumusnya sebagai berikut di bawah ini:

I C = h FE I B = βI B

Jadi jika arus 1mA dimasukkan ke basis transistor yang memiliki hFE 100, maka arus dari kolektor akan dikuatkan menjadi 100mA.

Setiap transistor memiliki hFE sendiri-sendiri dan itu unik, bahkan pada transistor yang berkode sama atau satu pabrik sekalipun. hFE normalnya dilihat sebagai nilai yang konstan, biasanya sekitar 10 hingga 500, tetapi mungkin akan sedikit berubah dengan suhu juga dengan perubahan tegangan pada kolektor ke emitor. Periksalah datasheet transistor untuk mencari nilai hFE pada daftar spesifikasinya.

Perhatikan bahwa hFE bisa merujuk ke kenaikan arus DC atau AC. Banyak datasheet yang hanya dapat menentukan satu nilai saja seperti DC. Umumnya datasheet akan menentukan apakah nilai hFE adalah untuk arus DC atau AC.

Perhatikan juga bahwa karena nilai hFE sangat bervariasi, banyak datasheet yang akan menentukan hFE minimum dan hFE maksimum untuk sebuah transistor. Sangat sulit membuat transistor dengan nilai hFE yang tepat dan akurat. Oleh karena itu, pabrikan umumnya hanya menentukan kisaran hFE yang mungkin.

Karena hFE sangat bervariasi dan tidak dapat diprediksi, maka desain sirkuit transistor yang baik adalah penting untuk memberikan penguatan yang dapat diprediksi demi memperhitungkan ketidakpastian ini.

Demikian tentang cara mengetahui spesifikasi transistor dengan cara melihat datasheet sehingga tahu kemampuan dan fungsi sebuah transistor yang akan digunakan dalam sebuah rangkaian elektronika.

Leave a Reply