Penyebab Transistor Final Thosiba Jebol Terus Saat Digeber

Transistor Final Thosiba Jebol Terus Saat Digeber adalah kerap terjadi dikalangan sound kelas balap, kelas hajatan, dalam hal ini khusus untuk class AB driver rakitan. Untuk driver/power buildup juga bisa terjadi karena topologi sudah diuji secara teori dengan baik dan pengujian, selain itu dilengkapi dengan sistem proteksi yang baik. Tapi kejadian seperti itu lebih umum disebabkan karena salah seting atau salah konfigurasi terutama speaker dan bisa juga pemroses suara.

Berikut faktor-faktor yang bisa menyebabkan power amplifier menjadi jebol/rusak ketika digeber

penyebab final jebol saat volume digeber

Kualitas desain rangkaian.

Rangkaian driver power amplifier terdiri dari beberapa tingkat penguatan, ada yang menggunakan topologi TEF atau non-TEF – itu tak masalah asal desain rangkaian menghasilkan tingkat penguatan yang seimbang. Misalnya reproduksi sinyal input memiliki distorsi atau noise yang tinggi dalam setiap penguatan awal, maka final amplifier harus bekerja lebih keras untuk mencoba menguatkan sinyal tersebut. Hal ini dapat membebani final amplifier dan akhirnya menyebabkan kerusakan karena bekerja diluar batas kemampuan kerjanya.

Overheating

Pada volume tinggi, power amplifier bekerja keras untuk menguatkan sinyal suara. Ini dapat menyebabkan terjadinya peningkatan panas di dalam amplifier. Jika amplifier tidak memiliki pendingin yang memadai atau ventilasi yang cukup, maka overheating bisa terjadi. Panas berlebih ini dapat merusak komponen internal seperti transistor dan komponen lainnya. Setiap transistor memiliki suhu operasi tertentu yang tertera di datasheet pabrikan.

Setelan bias yang tidak pas

Setelan bias yang tinggi memang semakin bagus untuk kualitas suara tapi terlalu tinggi bisa menyebabkan final terlalu cepat panas dan akhirnya jebol karena mengalami overheat. Ini adalah salah satu penyebab umum power amplifier jebol saat di geber dalam volume tinggi.

Power amplifier rakitan kelas watt menengah hingga besar wajib memastikan menyetel bias yang tepat dan aman. Arus bias diukur dalam keadaan power stand-by atau tidak ada input dalam standar aman tertentu, dan di lihat berapa kenaikan arus bias saat power amplifier digeber dengan volume tertentu. Kenaikan arus bias harus dipantau berapa mVdc(miliVolt DC) saat digeber maksimal dan dipastikan masih dalam kapasitas yang aman. Rata rata arus bias power amplifier dalam keadaan tanpa input 250mVdc masih dikatakan aman, dan arus maksimal jangan sampai melebihi 500mVdc.

DCO naik

DCO atau DC Offset adalah arus DC yang terukur pada saluran output dari power amplifier. Ini terkait dengan topologi rangkaian dan bisa juga masalah komponen yang tidak akurat yang menyebabkan DCO naik terlalu besar saat di geber. DCO naik bisa menyebabkan speake ngebul dan juga final overheat dan ketika tidak mampu final bisa ikut jebol juga.

Impedansi yang Tidak Cocok

Impedansi yang tidak cocok antara sumber audio dan power amplifier dapat menyebabkan power amplifier bekerja pada kondisi yang tidak ideal. Jika impedansi keluaran sumber audio tidak sesuai dengan impedansi masukan amplifier, maka terjadi ketidakcocokan impedansi yang dapat mengakibatkan peregangan pada komponen amplifier dan mengganggu kinerjanya. Jadi pastikan mengetahui berapa impedansi power amplifier sehingga bisa memberikan speaker dengan impedansi yang sesuai.

Arus Listrik yang Tidak Stabil

Jika aliran listrik tidak stabil atau terjadi lonjakan arus listrik, amplifier bisa mengalami kerusakan. Komponen internal amplifier yang sensitif terhadap fluktuasi arus listrik dapat rusak akibat perubahan yang tiba-tiba. Biasanya yang menggunakan genset, harus lebih hati-hati dengan arus AC yang masuk ke power amplifier.

Komponen yang Lemah

Pada volume tinggi, beban kerja pada komponen internal amplifier meningkat. Jika ada komponen yang sudah lemah atau mendekati akhir umur pakai, volume tinggi bisa mempercepat kerusakan komponen tersebut.

Kualitas komponen

Kualitas komponen untuk power amplifier berdaya besar harus memiliki kapasitas atau nilai akurat, seperti elco terutama resistor. Hal ini sangat mempengaruhi reproduksi sinyal pada masing-masing tingkatan power amplifier. Komponen yang tidak akurat bisa menyebabkan arus bias naik melebihi batas aman saat digeber dan menjadi penyebab final jebol.

Kualitas Final amplifier

Final amplifier memainkan peran penting yang menentukan berapa kekuatan atau daya dari sebuah amplifier. Final yang bagus adalah final yang sesuai kapasitasnya dengan datasheetnya karena perancang amplifier mengacu pada datasheet ini. Pada transistor final KW bisa jadi kapasitas tidak seusai dengan datasheet atau terlalu rendah speknya pada kenyataanya. Tentu saja final KW akan jebol padahal seharusnya arus yang mengalir sudah aman jika dilihat dari datasheet aslinya.

Nomor seri transistor final?

final thosiba cepat panas

Ada yang bilang no seri transistor berpengaruh misalnya untuk THOSIBA Lot 741 atau Lot 531, lot 524 dll. Sebenarnya itu adalah kode produksi pabrik mirip dengan nomor seri uang kertas dimana itu adalah kode produksinya. Itu menurut saya tidak perlu dipertimbangkan asalkan transistor final itu memang asli bukan generik atau KWnya. Tapi mungkin bisa saja terjadi misalnya kode produksi tertentu dibuat pada tahun lebih tua yang masih memiliki kualitas bagus, dan kode tertentu yang lain dibuat lebih baru memiliki kualitas yang berbeda. Bisa saja kan? tapi itu hanya asumsi dan kadang malah dijadikan permainan oleh oknum penjual.

Baca Juga :  Skema Dan Ukuran Box Subwoofer Audio Mobil 12 Inch Single General

Kurangnya Ventilasi dan Pendinginan

Amplifier memerlukan ventilasi yang baik untuk membantu menjaga suhu tetap rendah. Kurangnya ventilasi atau pendinginan yang buruk dapat menyebabkan penumpukan panas di dalam amplifier dan merusak komponen-komponennya. Pastikan pendinginan mencukupi terutama saat digeber transisor final tidak mengalami overheat.

Arus terlalu besar

Misalnya power supply memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan power amplifier. Contohnya, Power suply memiliki kemampuan arus maksimal 40A tetapi kemapuan driver amplifier adalah sebatas 20A maka akan jebol ketika volume dinaikkan yang menyebabkan arus naik melebihi kemampuan power amplifier. Termasuk tegangan yang disupply melebihi kapasitas transistor final dan jumlah transistor final yang diparalel tidak mencukupi untuk menerima tegangan dan arus sehingga disipasinya naik melebihi kemampuan.

Kegagalan Sistem Proteksi

Power amplifier umumnya dilengkapi dengan sistem proteksi untuk mencegah kerusakan akibat kondisi yang ekstrim, seperti arus pendek atau suhu berlebih. Namun, jika sistem proteksi ini gagal berfungsi, amplifier bisa terus bekerja dalam kondisi yang berpotensi merusaknya.

Setelan pemroses Audio dan Acesoris lain

Penting untuk memahami batas-batas amplifier dan menjaga pengaturan volume yang wajar agar menghindari kerusakan. Jika Anda ingin menggunakan amplifier dengan volume tinggi secara konsisten, pastikan amplifier tersebut memiliki spesifikasi dan desain yang mampu menangani beban kerja tersebut dengan baik.

setelan pemroses suara yang tidak tepat juga bisa menyebabkan kerusakan pada power amplifier. Pemroses suara seperti equalizer, crossover, compressor, dan efek lainnya dapat memainkan peran penting dalam mengatur karakteristik suara dan distribusi sinyal audio sebelum masuk ke power amplifier. Jika setelan ini tidak tepat atau digunakan dengan cara yang tidak benar, hal-hal berikut dapat terjadi:

  • Peningkatan Beban: Jika equalizer atau crossover diatur dengan cara yang tidak tepat, ada kemungkinan bahwa frekuensi tertentu akan ditingkatkan atau diredam secara berlebihan. Ini dapat menyebabkan amplifier harus bekerja lebih keras untuk menguatkan sinyal yang sudah diubah oleh pemroses suara. Peningkatan beban ini dapat menyebabkan amplifier panas dan berpotensi merusak komponen.
  • Distorsi: Setelan yang tidak tepat pada pemroses suara dapat menyebabkan distorsi pada sinyal audio. Distorsi ini bisa saja menyebabkan puncak sinyal yang tajam dan ekstrim, yang pada gilirannya mengharuskan amplifier bekerja pada level yang lebih tinggi dari yang seharusnya. Ini bisa menyebabkan peningkatan panas dan risiko kerusakan.
  • Ketidakseimbangan Impedansi: Jika pemroses suara seperti equalizer digunakan untuk meningkatkan level frekuensi tertentu secara signifikan, ini dapat mengganggu kesesuaian impedansi antara sumber audio dan amplifier. Ketidakseimbangan impedansi dapat mengakibatkan pemicuan yang tidak diinginkan dan menyebabkan amplifier bekerja dalam kondisi yang tidak ideal.
  • Kegagalan Proteksi: Beberapa pemroses suara memiliki fitur perlindungan built-in yang bertujuan untuk melindungi amplifier dari beban atau kondisi yang berbahaya. Jika setelan pemroses suara menyebabkan sinyal yang terlalu kuat atau ekstrim, fitur perlindungan ini mungkin dapat diaktifkan dan memotong keluaran amplifier. Jika fitur perlindungan ini terlalu sering diaktifkan, dapat menyebabkan gangguan dalam kinerja amplifier.
  • Efek Samping Tidak Diharapkan: Pemroses suara yang kompleks seperti efek audio mungkin memiliki efek samping yang tidak diharapkan pada sinyal audio. Ini bisa termasuk fase yang salah, perubahan amplitudo yang tiba-tiba, atau perubahan polaritas. Efek-efek ini dapat mengganggu kinerja amplifier dan dalam beberapa kasus merusaknya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami cara menggunakan pemroses suara dengan benar dan hati-hati. Pemahaman yang baik tentang pengaturan dan pengaruhnya terhadap sinyal audio serta pemantauan terhadap keluaran amplifier adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh setelan pemroses suara yang tidak tepat.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, power amplifier bisa mengalami kerusakan saat digunakan dengan volume tinggi atau akibat setelan pemroses suara yang tidak tepat. Keduanya memiliki dampak signifikan pada kesehatan amplifier dan kualitas audio secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti overheating karena beban kerja berlebih, ketidakseimbangan impedansi, distorsi yang dihasilkan dari setelan yang tidak benar, serta kegagalan sistem proteksi amplifier dapat memainkan peran dalam kerusakan. Penyebab transistor final thosiba jebol terus saat digeber bisa karena setelan bias over, produk KW yang berkualitas rendah tidak sesuai spesifikasi aslinya, dll.

Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang batas dan kemampuan power amplifier, serta pemahaman mendalam tentang cara mengatur setelan pemroses suara dengan benar, sangatlah penting. Menghindari penggunaan volume yang berlebihan, memastikan ventilasi dan pendinginan yang memadai, memilih pemroses suara berkualitas, dan selalu memonitor kinerja amplifier adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah kerusakan akibat volume tinggi dan pengaturan pemroses suara yang tidak tepat. Dengan menjaga perhatian pada detil ini, Anda dapat melindungi investasi Anda dalam peralatan audio dan memastikan reproduksi suara yang optimal tanpa risiko kerusakan yang tidak diinginkan.

Leave a Reply