Hari ini penggunaan SMPS power supply untuk audio sound system kelas lapangan masih banyak menimbulkan pertanyaan dikalangan pecinta audio pemula seperti saya. Apakah kelebihan SMPS untuk sound system watt besar?… Apakah tahan jika digeber berjam-jam?…. apakah tidak cepat rusak, dsb. Teknologi switching power supply atau SMPS sebenarnya sudah lama dikenal yaitu sejak diperkenalkan pertamakalinya pada sebuah aplikasi ditahun 1970. SMPS selama ini mungkin lebih kita kenal banyak diaplikasikan pada perangkat elektronik rumahan seperti VCD player, komputer dekstop, monitor Komputer baik layar datar/tabung CRT, hingga charger handphone dsb. SMPS terkenal akan bobotnya yang ringan, dimensinya yang kecil, serta memiliki efisiensi yang tinggi meskipun ada beberapa kekurangan. Baca juga : Catu Daya Teregulasi Linier Vs SMPS, Mana Yang Lebih Baik?
Popularitas SMPS memang tak perlu diragukan lagi, meski demikian masih banyak dipertanyakan mengenai ketahananya apabila diaplikasikan untuk audio amplifier berdaya besar. SMPS atau orang juga menyebutnya sebagai AC-MATIC karena range voltage input yang lebar memang ini sudah tak diragukan lagi, termasuk bobotnya yang jauh lebih ringan dan dimensinya lebih kecil jika dibandingkan dengan trafo biasa.
Tabel konten
Tentang SMPS kelebihan dan kekurangan dibanding trafo biasa khususnya untuk audio amplifier watt besar
Sekilas mengenal apa itu SMPS
Sebelum membahas kelebihan dan kekurangan, alangkah baiknya kita berkenalan lebih akrab lagi dengan yang namanya SMPS ini.
SMPS adalah kependekan dari Switch Mode Power Supply, adalah sirkuit elektronik yang mengubah daya menggunakan perangkat switching, yaitu yang dihidup dan matikan pada frekuensi tinggi.
Cara Kerja SMPS
Tegangan input AC tegangan tinggi dari jala-jala diubah menjadi DC melalui proses rektifikasi dengan cara menggunakan penyearah dan filter. Tegangan DC yang tidak teregulasi ini kemudian diumpankan ke kapasitor filter besar atau sirkuit PFC (Power Factor Correction)untuk mengoreksi faktor daya yang terpengaruh. Setelah itu tegangan DC tinggi ini diaktifkan dengan pensaklaran (switching) berkecepatan sangat tinggi (ribuan kali/detik) menggunakan MOSFET.
Mosfet bekerja sebagai saklar on / off (switching) berkecepatan tinggi, yang menghasilkan ouput berupa deretan pulsa hidup-mati secara periodik pada frekuensi tinggi – biasanya antara 50 khz-500 khz. Transistor MOSFET memiliki resistansi yang rendah dan mampu menahan arus tinggi. Frekuensi switching ini dikontrol dan digerakkan menggunakan arus umpan balik(feedback) dengan memanfaatkan osilator PWM.
Tegangan AC lalu diumpankan ke transformator inti ferit untuk menurunkan tegangan(step down). Kemudian, output dari transformator ini disearahkan dan dihaluskan menggunakan komponen penyearah dan filter. Topologi desain SMPS menggunakan sirkuit feedback/umpan balik untuk mengendalikan tegangan output dengan cara membandingkannya dengan tegangan masukan. Sirkuit Feddback inilah yang membuat tegangan output SMPS menjadi stabil dan memiliki range yang lebar.
Photo Source : https://www.flickr.com/photos/33822855@N00/18892125294/
SMPS Vs Power Supply Biasa/Linier
SMPS bekerja pada frekuensi kerja yang jauh lebih tinggi yaitu 50 kHz- 500 kHz. Perlu diketahui juga bahwa makin tinggi frekuensi artinya makin efisien kerjanya, sehingga SMPS dengan keluaran yang sama dengan power supply linier memiliki bobot yang jauh lebih ringan dan dengan trafo yang berukuran jauh lebih kecil.
Sumber gambar : FB Group SOUND SYSTEM rakitan MADE IN DEWE & segala sekema elektronik.
SMPS Memiliki Efisiensi yang Tinggi
Strum keluaran pada power supply linier(trafo besi) tergantung tap dari trafo yang ada. Untuk jenis power supply non-regulasi, tegangan keluaran bervariasi tergantung pada beban arusnya. Tapi untuk power supply linier yang teregulasi, didalam prosesnya menghasilkan disipasi daya transistor atau panas yang berlebihan sehingga menurunkan efisiensinya. Trafo Inti besi juga menghasilkan kerugian daya yang cukup besar, yang pada akhirnya cuma bisa menghasilkan efisiensi antara sekitar 30 atau 40% saja.
Pada SMPS, tegangan keluaran mudah diset pada voltase berapapun dan pada arus berapapun sesuai kapasitas tanpa terpengaruh oleh dimensi dan berat. System pensaklaran pada SMPS, regulasi tegangan bisa diperoleh hanya dengan mengatur lebar pulsa, yaitu dengan cara transistor mosfet bekerja secara mati sepenuhnya atau hidup sepenuhnya – maka panas dan kerugian daya yang ditimbulkan akan sangat minim . Hal ini sehingga pada power supply SMPS menjadi lebih dingin, yang artinya lebih sedikit daya yang terbuang. Dioda perata adalah penyumbang utama kerugian daya pada SMPS – namun meskipun begitu masih bisa menghasilkan efisiensi tipikal antara 60 – 80%.
Stabilitas SMPS
SMPS mempunyai toleransi kisaran tegangan masukan yang lebar. Tegangan masukan bervariasi, yaitu antara tegangan DC 150 – 300V atau pada tegangan AC antara 90 – 265V, SMPS masih mampu memberikan tegangan keluaran yang stabil alias tidak gampang drop. Dengan demikian SMPS juga sering disebut dengan AC MATIC; yang artinya meskipun tegangan input anjlok sangat rendah menjadi 90V, ini tidak mempengaruhi tegangan output yang bisa tetap utuh atau tidak drop ketika diberi beban. Beda dengan catu daya linier, dimana ketika tegangan input AC dari jala-jala listrik drop misalnya hingga 90v(tegangan jala-jala normal umumnya 220V), maka keluaran juga akan drop banyak bahkan hingga tak mampu menyalakan peralatan yang disupply karena tak mampu mencukupi tegangan kerjanya. 😀
Suhu kerja SMPS juga lebih dingin dari trafo linier, sementara suhu kerja trafo linier jauh lebih panas. Suhu trafo yang panas pada trafo linier akan mengurangi tegangan, sementara hal ini tak terjadi pada SMPS. Kesimpulan, trafo SMPS tak pernah drop selama tegangan masukannya masih tetap stabil.
SMPS Tidak Mudah Panas
Salah satu kelemahan trafo inti besi adalah memiliki suhu kerja yang tinggi, yang ini menyebabkan tegangan menjadi turun. SMPS beda, trafo inti ferit pada SMPS tak mudah panas sehingga tegangan kerja yang dikeluarkan relatif stabil. Untuk itulah SMPS sangat cocok dan banyak diaplikasikan untuk peralatan yang membutuhkan pasokan tegangan secara kontinyu dalam waktu sangat lama on misalnya 24×7 alias ON secara terus-menerus.
Perawatan SMPS lebih murah
SMPS, jika rusak paling sering adalah mosfet atau mungkin resistor dan diode kecil. Sedangkan power supply linier, justru travo inti besinya yang sering terbakar atau bocor. Harga mosfet tentu saja jauh lebih murah daripada harga travo inti besi yang paling kecil 500mA sekalipun. Travo inti besi yang terbakar memang bisa di gulung ulang, namun biayanya masih lebih mahal daripada harga mosfet. Apakah trafo inti ferrite SMPS nggak bisa rusak?… ya tentu bisa saja, tapi ini jarang terjadi, dan kalaupun rusak juga bisa digulung ulang namun dengan biaya yang jauh lebih murah daripada jasa gulung travo inti besi ~ bahkan bisa digulung sendiri.
Kelebihan SMPS lainnya
- SMPS bisa dilengkapi sistem proteksi, Jadi jika ada konslet atau kesalahan dalam penggunaan maka SMPS akan mengaktifkan system protek sehingga tegangan keluaran menjadi 0 dan tidak membahayakan sirkit elektronik.
- Isolasi dari jala-jala jauh lebih baik, sehingga jarang terjadi kebocoran tegangan tinggi yang menyebabkan sengatan listrik pada blok rangkaian yang disupply misalnya audio. Trafo inti besi sangat sering terjadi kebocoran antara primer dan skunder, yang banyak kasus telah menyebabkan orang tersengat tegangan jala-jala; selain itu trafo bocor juga bisa menyebabkan distorsi/noise terutama jika digunakan pada audio ampifier.
Kekurangan utama SMPS
- SMPS adalah unit yang tidak mudah dirakit oleh pemula karena lebih kompleks dan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Selain itu juga perlu menyearahkan tegangan tinggi 220VAC dari jala-jala yang akan berubah menjadi 300VDC. Dengan demikian sangat berbahaya apabila kurang berhati-hati ketika merakitnya sendiri tanpa pengetahuan yang memadai tentang SMPS – Kecuali anda membeli kit yang sudah jadi, SMPS bukanlah menjadi persoalan serius bagi pemula, seperti saya.. hehe.
- Kelemahan lainnya apabila rakitan dan part SMPS terutama ultra fast dioda dan kapasitor tapisnya yang KW atau kualitas kurang bagus, maka frekwensi liar/harmonik pada keluaran bisa tidak diredam dengan baik, sehingga akhirnya akan menyebabkan gangguan suara noise yang cukup mengganggu pada Audio. Hal ini karena SMPS beroperasi menggunakan tegangan pulsa frekwensi tinggi. Efek noise pada audio jika menggunakan SMPS juga bisa disebabkan karena tegangan ripplenya yang lebih tinggi daripada power supply linier.
- Membutuhkan sistem regulasi tegangan yang lebih baik, sebab kalau tidak maka kualitas audio akan buruk/cacat.
- SMPS sebenarnya sangat rentan rusak terutama jika harus memikul beban daya yang besar. Hal ini biasanya terjadi pada FET atau diode frekwensi tingginya, jika tak kuat biasanya akan panas dan akhirnya mati sehingga tegangan keluaran SMPS juga langsung 0V alias matitotal. Ini kualitas rangkaian dan type dan mutu komponen terutama FET dan diode sangat menentukan ketahanan SMPS.
- Jika ada kegagalan kerja, maka output tegangan bisa sangat tinggi dari yang diharapkan yang bisa membuat kebocoran transistor, kapasitor meledak, bahkan semua komponen rusak sehingga SMPS menjadi sulit diperbaiki lagi.
Kesimpulan: desain SMPS yang dibuat sangat sederhana atau tidak dikerjakan dengan baik, bahkan hasilnya mungkin bisa lebih buruk daripada power supply linier/trafo besi khususnya untuk peralatan audio.
Apakah Bisa Power Supply SMPS dipakai untuk Power Amplifier ber-Daya Besar misalnya untuk Sound System Lapangan?
- SMPS memiliki efisiensi yang lebih tinggi termasuk memiliki range tegangan masukan yang lebar. Artinya bisa lebih stabil ketika pada kondisi tegangan masukan yang naik turun. Namun untuk beban kerja yang sangat besar misalnya power audio ribuan watt, maka tegangan masukan tetap harus stabil.
- Dengan SMPS kita bisa membuat unit POWER AMPLI berdaya besar namun dengan ukuran yang kecil dan bobotnya yang sangat ringan. Upp Jangan ngiler dong…. hehe.
- Ketika dipasangkan dengan power class D, maka akan sangat cocok sekali karena keduanya menganut sistem switching dan sama-sama memiliki efisiensi yang tinggi. Maka anda akan memiliki power sub-bass raksasa namun dengan ukuran yang sangat tipis dan bobot yang sangat ringan serta lebih irit daya.
Kekurangannya jika SMPS untuk audio watt besar misalnya power class A/B; SMPS menggunakan Transistor FET sebagai pembangkit pulsa. Dikhawatirkan transistor MOSFET ini bisa mati mendadak karena tidak mampu mensuplai daya yang besar pada saat power amplifier mencapai daya puncaknya – bisa karena kualitas yang buruk atau spek yang kurang. Diode penyearahnya juga cukup rentan jebol apabila kualitas atau spek yang tak sebanding dengan beban yang besar.
Ini bisa diatasi misalnya : Memperkuat TR Mosfet dengan cara paralel, memakai type FET atau diode yang cocok untuk daya besar dan atau menggunakan 2 unit SMPS untuk 1 unit power amplifier mono.
Saran jangan menggunakan SMPS untuk power raksasa diatas 1000 watt jika Anda tak yakin dengan kualitas SMPS yang Anda pakai. Kalau masih ragu, kamu bisa menggunakan 2 unit SMPS/1 unit power mono. Tapi sebelum kamu membeli SMPS, lebih tanyakan kepada penjual tentang kemampuannya – misalnya apakah mampu untuk diberi beban power sekian watt.
Kalau menurut saya pribadi, SMPS labih aman kalau untuk men-supply power class D saja – bukan untuk power class A/B. Hal ini karena power class D tidak banyak mengonsumsi daya listrik alias irit strum sehingga beban SMPS akan menjadi ringan – ini berbeda dengan power class A/B yang sangat boros daya listrik sehingga SMPS menjadi lebih rentan jebol.
Ya tapi semua tergantung siapa yang menghandle atau mengaplikasikan SMPS untuk power ombro kita, dengan perhitungan yang cermat tentu SMPS akan memberikan dampak yang bagus. Tapi yang jelas, power supply dengan Trafo linier untuk power lapangan jauh lebih mudah daripada SMPS hanya lebih mahal harganya.
Dari Admin
Sekarang sudah banyak beredar dipasaran produk SMPS ombro dan segala jenisnya. Jenis SMPS yang paling umum adalah SOS, HALF BRIDGE(HB), dan FULL BRIDGE(FB). Dan SMPS untuk sound lapangan berdaya besar bisa menggunakan FULL BRIDGE dimana yang bisa lebih besar lagi arusnya dan lebih awet dan aman yang biasanya dilengkapi dengan fitur proteksi dan softstart.
Jika ingin uji coba merakit SMPS, cobalah dari yang paling sederhana dulu sebagai perkenalan yaitu : Cara Membuat SMPS Dari Gacun CT Untuk Power Amplifier Yang Stabil yang mampu untuk menyuplai arus untuk driver hingga 400Watt
Dan usahakan menggunakan produk SMPS yang didesain baik dan memang sudah terbukti teruji saat dilapangan. Sekian.
Mas saya mau tanya saya menggunakan smps
Buat power sound …tapi kendala saya fet sering mati …kira kira cara mengatasinya gimana
SMPS itu rumit, jangankan untuk sound yang berdaya besar, smps miliknya speaker aktif politron yang kecil itu saja seringkali bermasalah. Masalah ketangguhan, bagaimanapun trafo biasa jauh lebih tangguh . Jadi begini mosfet bekerja sebagai switching yang dikontrol oleh PWM dg mengirimkan pulsa dengan frekwensi tertentu. Frekwensi yang tidak tepat sedikit menyebabkan mosfet sering gagal dan mati. Apalagi sejenis HB apalagi FB lebih rumit lagi krn melibatkan mofet 2 atau empat yg bekerja switching secara bergantian.
Penyebabnya kira2 sentakan / sedotan daya yang spontan bisa menyebabkan rusak karena mosfet bekerja sangat berat misalnya waktu bass yang besar dan mosfet tidak kuat. Pada intinya daya yang diambil oleh beban terlalu besar dan mosfet itu tidak mampu menanganinya. Krn Overheat juga bisa.
Jadi caranya mungkin bisa diganti mosfetnya dengan kapasitas yang lebih besar dan atau bisa dipararel dan memastikan pendinginan cukup.
Tetpi jika perancangannya yg kurang baik ya tak ada cara kecuali memperbaiki/ modif rancangannya. begitu menurut sy
Bang itu smps yang di foto smps apa ya??
Halo Mas. Sy punya power class D pake SMPS 50a Main di 2000 watt per/mono. Sayang coba atur volume power channel kiri dan kanan sama-sama posisi arah jam 12. Lalu volume mixer sy coba atur di posisi jam 2. Muncul persoalan,channel kirinya lampu klipnya menyala. Yang channel kanan,aman Mas. Kira-kira apa persoalannya Mas?
Kliping bisa jadi osilasi tinggi, masalah power ampli atau setelan pada audio prosesor/acesoris.
Bisa saja tegangan drop , ini masalah pada power supply dalam hal ini SMPS
Mas mau tanya bagai mna cr merakit smps 3a 8biji untuk suplai driver clasd900, 2biji..trmksh
Assalamualaikum..mas…Smps saya kok ngdrop ya, tiga tegangan 24v ct(power class d tpa3116d2,), 15v ct(tone control), 12v modul mp3 bt, start sebentar lngsung mati,diputus semua kitnya gk mau juga, mohon pnjelasanya trima kasih… Wassalam…
SMPS memang cukup rumit. Tidak biasa asal jadi seperti power supply linier , untuk itu pakai SMPS yang sudah teruji
Mas ijin tanya apkah smps aman jika menggunakan in listrik dari generator…
Yang penting tak ada lonjakan tegangan tentu aman
Di modul mesin cuci LG Turbo Drum terdapat rangkaian SMPS. Tapi tdk ada output 12V dan 5V. Rangkaian primernya ada tegangan. IC A6059 sdh diganti, nilai komponen baik, IC KIA70 jg diganti. Hasilnya nihil.
Kira-kira apa penyebabnya?
Ganti saja dg regulator DVD, sama keluarnya 12V dan 5V.
SMPS memang susah, bisa juga yang rusak dioda zener, optocoupler, resistor dll
Mas mau tanya.power suplay speaker aktif suka drop kalo kena bas besar.tegngan sekunder pun hilang.dilepas dl aga lama colokin lg baru bisa lg.sering seeprti itu.minta solusinya.makasi banyka
SMPS apa bukan ya? kalau smps mungkin feedbacknya, cek optocopler dan elco elco
Mas, saya punya amplifier mobil berdaya maksimum 400 watt. Apakah bisa jika powernya pakai SMPS 12v 50A?.
mas mau tanya…saya beli kit ampli class d 420 watt mono…di rangkaian tertulis tengan input vac 24 volt, jika saya pasang smps 10 ampere vdc 32 volt apakah bisa?apa perlu merubah rangkaian kit nya, karena vac di ganti vdc. terima aksih
Bisa. Pakai arus AC berarti sudah termasuk rangkain Penyearah didalam kit, tinggal dibypass saja kan.
Maaf perlu diralat lagi bos.
Menurut pengalaman saya…
SMPS memang cukup stabil, sy juga suka karna ringan (salah satunya)
Tapi…
SMPS tak berdaya apabila:
1. Penguat / final driver tanpa heat-sink / kipas yg memadai.
2. Tanpa tapis sinyal frekwensi/ kemasan khusus untuk; RF, Audio & Video, karna lebarnya jalur frekwensi yang dihasilkan menjadi interferensi pada perangkat lain.
Terimakasih masukannya, SMPS memang masih cukup panjang utk didiskusikan. Masih butuh banyak perhatian untuk supply audio terutama power ampli berdaya besar. Makanya saya bilang tidak semudah itu terutama utk pemula seperti saya 😀
Mas, q mau bikin amplifier mono 420 watt, kalau pakai PSU smps 8a 42 v seimbang gak buat speaker 8ohm 300 watt
Cukup seimbang
Mau nanya mas. Sy masih newbie dalam hal merakit kit power. Sy mau merakit power ampli yang menggunakan kit power yiroshi mk 5 atau mk 7 1800 watt. Kalau pake trafo smps 20 A 65 Volt kira2 cocok gak dan hasil output dari powernya apakah bisa maksimal? Kalau trafo 20 A 65 volt outputnya bisa sampai berapa watt ya? Makasih sebelumnya mas.
Kalau SMPSnya bagus sih saya kira nggak masalah. Amplifiernya mau dikeluarkan berapa watt?? jika murni keluar 1800W kayaknya trafo 20A kurang,setidaknya 30A. Baca juga Cara mengetahui kemampuan trafo terhadap Power amplifier
Mas saya pakai psu pc doble yg satu 22A yg satu lagi 20A tk gabung,buat angkat monoblok sub 10″ doble main 1ohm tk besarin kok protek ya psu ya
Ya nggak cocok PSunya 😀
Mas, Klo 2 smps CT digabungkan/pararel
untuk menyuply power stereo
simetrik gimana, bisagak Mas. apa yg. terjadi?
saya belum pernah coba, tapi sebaiknya jangan. Kalau power 2 channel/stereo lebih baik per-mono masing-masing 1 smps, biasanya begitu cara pakai 2 smps utk 1 power amplifier
Klo elko pda tgangan out panas apa’a yg rusak tu bos….?
Terlalu besar tegangan outputnya daripada elconya
Salam mas….power class D …tertulis 2000watt…dengan 2 pasang mosfet…gimn bisa menjadi 2000watt mas…dan itungan rumusnya gimn ya mas…
Mau tanya mas, mas saya ada SMPS 8a 42v, apakah bisa di gunakan untuk amplifier aktif 2.1 2x140w 1x200w, dan masalah y saya tidak mengetahui plus dan minus pada smps y, apakah bila saya salah memasang plus atau minus y akan bermasalah, mohon pencerahannya.
Bisa saja asal outputnya sama.
Plus minus tentu tak boleh sampai terbalik, bisa bermasalah pada amplifiernya. Jadi Ya harus tahu plus minusnya, caranya kan bisa dicek pakai multimeter.
Assalamu’alaikum. Mas, saya punya kit amplifier ocl 150 watt, lebih enak pakai smps atau trafo biasa, dan kalau untuk suara lebih bagus mana, serta nois lebih tinggi yang mana?
Terima kasih sebelumnya.
Masalah bagus atau nggaknya power supply tergantung amperenya, cukup apa nggak mengakomodasi kebutuhan arus powernya. SMPS bekerja dengan frekwensi tinggi(rekuensi switching antara 200kHz hingga 500kH), secara teori lebih nois daripada trafo biasa. Tapi kalau SMPSnya kualitasnya bagus dan bisa memfilter noise dengan baik, saya kira SMPS akan memberikan kelebihan tersendiri, yaitu lebih kecil dan ringan.
Kalau hanya untuk power amplifier saja, saya masih lebih suka Trafo biasa.
Oh begitu. Terima kasih mas sebelumnya.
Saya mau bertanya kembali, tetapi diluar topik. Saya mempunyai amplifier stereo yang sudah gabung dengan tone control. Kemudian saya ingin menambahkan filter subwoofer. Bagaimana cara pemasangannya?
Mas mau tanya? Saya bru beli smps 30a 45 volt buat angkat sanken 2set stereo jika basnya keluar kog gacunnya bunyi ya trus cara ngilangin noisnya cemn. Tolong pencerahnya
Trima kasih
Frekwensinya mungkin nggak pas sehingga mencuit pada saat beban tinggi, dan filternya kurang bagus sehingga nois. Gacun memang dibuat untuk TV, bukan utk audio.
Terus apa yang harus dilakukan Untuk menghilangkan nois.
Tk coba pakai 4set mono dh g bunyi gacunya. Cuma nois nya yang sangat menggangu….
SMPS bekerja pada frekwsensi tinggi sekitar 30Khz keatas, sehingga memiliki kelemahan menghasilkan gangguan frekwensi harmonis yang tinggi yang bisa menyebabkan humming/nois pada perangkat misalnya audio. Dan makin tinggi frekwensi switchingnya maka nois yang dihasilkan akan makin besar pula. Untuk itu desain SMPS harus dibuat bisa menekan gangguan nois frekwensi tinggi sekecil mungkin.
Beda dengan trafo besi/linier yg bekerja pada frekwensi yg jauh lebih rendah 50Hz, jadi potensi nois yang disebabkan SMPS pada audio jauh lebih tinggi.
SMPS tidak sederhana itu, atau kalau boleh saya bilang “rumit” dan saya tidak ahli di SMPS, sehingga saya tak bisa menyarankan apa yg harus dilakukan utk memodofikasinya supaya frekwensinya lebih rendah, lebih stabil, dan tidak nois.
Sekarang kalau Omnya pakai gacun ya?, pertanyaaannya apakah gacun itu sudah dilengkapi dengan tegangan umpan balik ke PWM? Biasanya pakai optocoupler untuk mengendalikan PWM supaya tegangan stabil, serta filter keluaran DC juga harus bagus, kalau tidak maka SMPS akan nois dan mencuit. Makanya saya bilang dalam artikel, SMPS untuk audio harus sudah dibuktikan kemampuannya sebelum dipakai untuk audio.
Maaf mas tanya… Saya punya mixer soundcraft efx12 ..pake sistem smps kenpa kok baru sejam di gunakan sudah panas yaa
yg panas SMPSnya atau miksernya?..
Mau nanya nih mas
Saya pake smps 20A 90 volt
Saya pake beberapa hari nggak papa
Sekarang di on langsung jeglek/short itu yang harus di benerin apa nya ya ?
Tolong info nya
Kemungkinan besar FETnya short, ganti
Mau nanya nih mas,,,,saya beli smps wimog yang 8a 32v untuk power stereo cx 600,,,,setelah dipasang buat muter lagu,,,gak lama kok ada bau hangus dan power ampli mati,,,setelah saya cek,,,ternyata ada yang bau kebakar di smps wimog itu,,,,apakah smpsnya tidak kuat ya???
Coba cek apanya yg kebakar, biasanya FET atau diode penyearahnya. Coba ganti, kalau masih kebakar lagi ya memang SMPSnya nggak bisa dipakai, artinya nggak kuat. SMPS kalau tak bener2 bagus, risikonya bisa kayak gitu
Artikel ini sangat menarik.
Tanya: jika 2kit Yiroshi 1800watt atau 2kit JBL 2500watt, apakah bisa hanya dgn 1 SMPS 40A 90V ??
Tanya: Apakah harus 1kit Yiroshi 1800watt dgn 1smps ??
Tanya: Apakah bisa 1kit JBL 2500watt dgn 1 SMPS 30A 65V ??
Terima kasih
Maaf, mau nanya:
Tanya: jika 2kit Yiroshi 1800watt atau 2kit JBL 2500watt, apakah bisa hanya dgn 1 SMPS 40A 90V ??
Tanya: Apakah harus 1kit Yiroshi 1800watt dgn 1smps ??
Tanya: Apakah lebih baik pakai Travo SMPS atau Travo Toroid ??
Terima kasih
artikel yang sangat membantu, serta pemahaman kata yang mudah dimengerti
terima kasih banyak boss
wah jadi ngak bisa dong pakai yiroshi
Ternyata SMPS yyg dijual banyak gk real tuh..
Harusnya biar real coba utk membuktikan dg SMPSnya dengan test load..
bahaya atau tidak jika smps 40 a 90ct dinyalakan tanpa beban?
harus ada beban
Ini saya pake smps yg 12 volt 30 ampere buat power amplifier mobil berdaya skitar 1500 watt dan saya pakai dirumah
Dan saya cek tegangan tidak turun alias drop sama sekali walau dipake dengan volume penuhpun tegangan tetap stabil
powernya 1500 watt itu pmpo, tentu saja nggak drop tegangannya karena rmsnya cuma sekitar 150 watt 😀
Klo mengatasi drop tegangan saat dentuman bass pada smsp gacun gmn mas.. drop sampai.15v. tp hnya saat bass berat..misal bunyi gong pada gending jawa
Punya sya pakai gocun gan vol ya 75v turun 30v gmn solusi ya gan
Itu karena amperenya tidak sesuai. Gak bisa jamin kalau SMPS rakitan pakai gacun,,,, karena lilitan trafo yang kurang bagus, dsb bisa menyebabkan arus tidak optimal dan kadang tidak dikasih jalur feedback. Tergantung yg merakitnya
Klo sya pkai gocun gan tegangan ya turn tdi ya 75v turun ya 3ov gimn solusi ya gan
Klo sya pakai gocun sma tegangan ya turun ya spai 30v
Smps sya pkai gocun 75v klo pkai power voltase ya turun 30v cra ya gmn biar gak turun voltase ya gan
Saya beli smps setara 20A 75v ct
Tp ketika di coba untuk power amplifier ko tegvout/sekunder drop jadi 30v
Bagamana solusinya kang?
Artinya nggak ada 20A, atau kapasitas powernya yg terlalu gedhe . Jadi di ceka aja, beneran nggak itu ada 20A. Itu SMPS rakitan/gacun atau asli bikinan pabrik?…Kalau bikinan sendiri mungkin lilitan trafo kurang bagus,,,, atau bisa juga feedbacknya nggak kerja saat tegangan jala-jala drop
Salam mas….power class D …tertulis 2000watt…dengan 2 pasang mosfet…gimn bisa menjadi 2000watt mas…dan itungan rumusnya gimn ya mas…
Untuk menjawab pertanyaan ini perlu dipahami dulu :
Berapa daya keluaran ampli tidak melihat TR final, tapi melihat dari kemampuan power supply (trafo+elco) untuk memenuhi kebutuhan tr final dan beban(speaker). TR final tertentu dipilih berdasarkan spesifikasi/kemampuan beroperasi yang dilihat dari disipasi daya-nya, yaitu yg merujuk kepada safe operating area / kemampuan bekerja secara aman pada daya keluaran tertentu yang diinginkan.
Sekarang kita berbicara efisiensi :
Efisiensi Power class AB maksimal 75% artinya akan ada daya yang terbuang percuma menjadi panas pada tr final. Pada class A/B umum menambahkan tr final hingga beberapa set, sejatinya untuk menurunkan potensi daya yang terbuang sehingg tr final dingin dan menurunkan risiko terbakar.
Nah, Efisiensi class D ini sangat tinggi, secara teori bahkan 100%. Jadi daya dari power supply secara keseluruhan bisa tersalur ke beban(speaker) tanpa terbuang percuma melalui panas pada tr final. Jadi hal inilah yang memungkinkan bagi power class D bisa mencapai daya ouput 2000 watt walau hanya menggunakan 2 pasang MOSFET.
Rumusnya menghitungya sama, dihitung ketika tidak terjadi cliping(cacat signal) saat power amplifier sedang berada pada level daya output puncak.
Kalau menurut pemahaman saya sih begitu.
Mas, mau tanya. Saya coba 1 adaptor smps 3A 24V untuk power class D yang di gabung jumper lgsg dengan tune control tapi kenapa langsung mati ya adaptornya. Trs sy juga coba pake ic 7812 untuk tune controlnya dan 24V untuk class D nya juga ttep lgsg mati. Sampe saya pake 2 adaptor (1 adaptor smps 24V utk class D + 1 adaptor biasa 12V utk tune control) juga ttep lgsg mati kalo salah satu masih pake smps. Itu kira2 kenapa ya mas? Mohon bantuannya
Y tentu saja, maksimal beban IC itu cuma miliwatt sedangkan power bisa ratusan watt. Power tidak usah pakai regulator tegangan IC, jadi cuma pakai penyearah/dioda bridge dan elco saja. Baru tone control saja bisa pakai regulator