Cara Mendapatkan Siaran TV digital Dengan Antena Biasa

Apa beda antena TV digital dan TV biasa? Cara menggunakan antena TV biasa untuk mendapatkan siaran TV Digital gimana? JIka anda masih bertanya-tanya dengan pertanyaan demikian, maka sudah tepat jika datang dimari yakan boss? TV (biasa) yang dimaksud tentu TV analog kan, adalah istilah umum masyarakat kita yang suka menyebut sesuatu dengan kata “biasa” untuk menyatakan hal yang sudah lumrah/umum.

Mendapatkan siaran TV digital dengan Antena TV biasa

Sebelum kita menjawab pertanyaan gimana cara mendapatkan siaran TV digital dengan antena TV biasa anda perlu untuk mengerti ini supaya tidak gagal paham dan mengira saya bohong.

antena tv digital terbaik

Perbedan sistem / Frekwensi TV analog dan frekwensi TV digital

Pertama yang perlu diketahui adalah bahwa frekuensi siaran TV digital dan TV analog bisa berbeda-beda tergantung pada negara dan standar siaran yang digunakan.

TV analog

Menggunakan modulasi gelombang radio untuk mentransmisikan sinyal video dan audio. Dalam sistem TV analog, frekuensi yang digunakan bisa berbeda beda antara negara-negara atau wilayah-wilayah tertentu. Beberapa contoh standar TV analog yang digunakan di berbagai negara adalah NTSC, PAL, dan SECAM.

NTSC (National Television System Committee), ini dipakai di Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Frekuensinya sekitar 54 hingga 88 MHz untuk saluran VHF (Very High Frequency) dan sekitar 174 hingga 216 MHz untuk saluran UHF (Ultra High Frequency).

PAL (Phase Alternating Line), sistem yang digunakan terutama di Eropa, Australia, dan beberapa negara lain. Frekuensinya sekitar 48 hingga 230 MHz untuk saluran VHF dan sekitar 470 hingga 860 MHz untuk saluran UHF.

SECAM (Séquentiel couleur à mémoire): Digunakan terutama di Prancis, Rusia, dan beberapa negara bekas Uni Soviet, secara umum mirip dengan PAL.

TV digital

Menggunakan teknologi pemrosesan sinyal digital untuk mentransmisikan sinyal video dan audio. Ada beberapa standar TV digital yang digunakan di seluruh dunia, seperti DVB-T, ATSC, ISDB, dan DMB-T/H.

DVB-T (Digital Video Broadcasting – Terrestrial), digunakan di sebagian besar negara Eropa dan juga di beberapa negara lain di seluruh dunia. Frekuensi penggunaan DVB-T adalah sekitar 470 hingga 862 MHz.

ATSC (Advanced Television Systems Committee), digunakan terutama di Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, dan Korea Selatan. Frekuensi ATSC adalah sekitar 54 hingga 806 MHz.

ISDB (Integrated Services Digital Broadcasting), digunakan di Jepang, Brasil, dan beberapa negara lainnya. Frekuensi untuk ISDB adalah sekitar 470 hingga 770 MHz.

Antena TV digital dan antena TV analog

Yang namanya antena baik radio dan TV sama saja, yang membedakan antena radio dan TV adalah model yang dibedakan dengan jenis-jenis dengan tujuan berbeda memperoleh cara untuk menerima siaran. Jenis-jenis antena antara lain antena vertical(omnidirectional), antena horizontal(directional) . Dan antena penerima siaran TV umumnya menggunakan antena directional atau antena pengarah dalam bahasa kita – istilah kerennya adalah antena YAgI.

Keunggulan antena directional atau antena yagi adalah bisa menerima siaran yang lebih jauh, kelemahannya hanya bisa menerima siaran dengan baik dalam satu arah antena. Oleh karena itu jika antena TV kurang pas arahnya dengan stasiun pemancar maka gambarnya buruk bahkan hilang samasekali.

Antena yang bagus(antena apapun) dibuat menggunakan teori yang benar yaitu menggunakan sebuah rumus yang sudah diteliti oleh para ilmuwan, jadi tidak asal aja bikin antena. Panjang pendek elemen antena tergantung dengan rumus yang digunakan untuk menghitung hal ini disesuaikan dengan frekwensi dari pemancar. Jadi panjang antena dan susunan antena tidak dibuat secara ngasal, ada perhitungannya sehingga bisa menangkap signal dengan baik. Tapi yang jelas pakai rumus apapun, semakin tinggi frekwensi siaran maka semakin pendek elemen dari antena.

Menggunakan antena TV analog UHF untuk menerima siaran digital.

Di negara kita, siaran digital menggunakan standard siaran digital yang namanya DVB-T yang sudah dijelaskan diatas, dengan frekwensi yang digunakan adalah sekitar 470 hingga 862 MHz. Sementara siaran analognya di frekwensi UHF menggunakan sistem PAL yaitu sekitar 470 hingga 860 MHz.  Jadi selisih range frekwensinya hampir sama kan? hanya selisih 2 biji saja.

Baca Juga :  Cara Tepat Mengatasi Kerusakan Blok Vertical TV

Karena antena dibuat sesuai dengan frekwensi yang digunakan untuk mentransmisikan siaran adalah nyaris sama, maka panjang elemen antenanya pun sama saja.

Dengan kata lain, baik antena TV analog (UHF) dan antena tv digital(DVBT) bisa saling menggantikan. Artinya, anda tak perlu membeli antena khusus kecuali dinegara eropa atau amerika. Gunakan saja antena TV analog UHF yang lama untuk menerima siaran TV digital karena keduanya sama saja, kecuali jika antena TV anda sebelumnya sudah hancur lebur.

Anda tak perlu melakukan perubahan apapun, tapi mungki perlu mencari arah pemancar yang benar jika antena TV anda sebelumnya adalah antena TV analog.

Perlu diketahui juga bahwa sistem digital lebih baik daripada TV analog, justru tidak perlu antena yang sekuat TV analog. Contohnya : pada saat menerima siaran TV analog, tinggi antena saya 10 meter dari atas tanah baru gambarnya bisa bagus. Tetapi pada saat menerima siaran digital, antena setinggi 5 meter saja dari atas tanah sudah bisa manangkap siaran dengan baik dan jernih sekali tanpa semut yang maen sepakbola satupun.

Jangan mau di plokotho bahwa antena TV Digital bersifat khusus, berbeda dengan antena TV analog. Tidak begitu boss kasusnya dimari karena range frekwensinya SAMA. Itu!

Gimana Cara Mendapatkan siaran digital dengan antena biasa?

menangkap siaran tv digital dengan antena biasa

Nggak perlu gimana-gimana, gunakan saja antena biasa tersebut asal bekas antena TV analog UHF yang pendek-pendek itu. Arahkan ke arah pemanar TV digital dengan pas, apabila antena biasa anda kondisinya masih oke maka siaran digital akan didapatkan dengan baik dan lengkap. Gunakan booster jika anda tinggal didaerah yang jauh dari pemancar yang signalnya lemah.

Pastikan mendapatkan antena TV UHF/DVBT yang benar, bagus belum tentu benar dan benar belum tentu yang bagus. Silakan dinalar sendiri aja toh sudah saya jelaskan tentang prinsip antena diatas.

Oh ya satu lagi, kabel antena ini sangat penting banget. jangan sampai membeli kabel antena yang jelek. Karena sebagus apapun antena TV anda jika kabel antena yang dipakai buruk kualitasnya maka siaran yang diterima akan buruk juga. Jangan ragu investasikan untuk membeli kabel antena TV yang berkualitas terbaik, bahkan harganya bisa lebih mahal dari antenanya. Tapi anda tak akan rugi.

Ciri-ciri kabel antena TV yang kualitas baik adalah selubung luar kabel coaxial antena yang berbentuk serabut anyaman itu intensitasnya tebal, lebat, padat dan banyak; tidak jarang-jarang seperti kumisnya Mang Juha yang banpol itu. Biarpun terlihat besar tapi lentur, tidak kaku seperti kawat betoneser.

Tips: jangan menggunakan kabel yang terlalu panjang sehingga harus ada gulungan sebelum mencapai colokan antena pada TV. Sebisanya gunakan kabel yang pas saja ukurannya, tidak terlalu panjang dan berkelok-kelok. Sama saja dengan naik motor, apakah nggak capek jika jalannya terlalu panjang dan berkelok kelok apalagi berputar putar? Pada kabel juga begitu sama saja, meskipun konsep capeknya signal listrik itu berbeda dengan konsep capeknya elu.

Dah gitu aja, mau percaya monggo, gak percaya juga monggoo….saya gak rugi…

Menambah tutup panci dibelakang antena TV Biasa?

Tutup panci tambahan yang dipasang pada ekor antena konon dapat menguatkan signal TV digital dan menambah siaran yang bisa ditangkap.

Tutup panci yang digunakan seperti itu bersifat atau bekerja sebagai reflektor. Jika letaknya pas dan tepat maka fungsi reflektor ada manfaatnya dan bisa berguna. Jika antena biasa anda sudah ada reflektornya, maka alangkah baiknya tutup panci itu biar menjadi tutup panci saja. Ah jangan mau menjadi korban yutcyuuuub … Membuat antena apapun tidak boleh ngasal, ada teorinya. Jarak dan panjang elemen 1 centi-pun dihitung broo, bukan dikira-kira pantas.

Leave a Reply